Lirik Pelangi Baruku Dhyo-Haw

kini bayangmu di sini menemani sepinya hariku
yang sempat tak berwarna lagi
kini bagai sang pelangi yang mewarnai hari
di kala hujan reda kau tetap berdiri sendiri
dan seiring waktu berganti menunggu bagai imajinasi
yang terserap ke rasa ini
ketika langit gelap kau beri cahaya
di setiap sela sudut hatiku
yang buatku tak mampu bergerak
terdiam ku sekejap melihat senyummu
dan nampaknya ku mulai takut kehilangan sosok dirimu
di saat ku mulai coba untuk bangkit kembali
dan tak mudah bangun kepercayaan yang sempat terbenam
karena pernah dikecewakan
kini bagai sang pelangi yang mewarnai hari
di kala hujan reda kau tetap berdiri sendiri
dan seiring waktu berganti menunggu bagai imajinasi
yang terserap ke rasa ini
ketika langit gelap kau beri cahaya
di setiap sela sudut hatiku yang buatku tak mampu bergerak
terdiam ku sekejap melihat senyummu
dan nampaknya ku mulai takut kehilangan sosok dirimu
di saat ku mulai coba untuk bangkit kembali
dan tak mudah bangun kepercayaan yang sempat terbenam
karena pernah dikecewakan ooooh
dan nampaknya ku mulai takut kehilangan sosok dirimu
di saat ku mulai coba untuk bangkit kembali
dan tak mudah bangun kepercayaan yang sempat terbenam
karena pernah dikecewakan
dan nampaknya ku mulai takut kehilangan sosok dirimu
di saat ku mulai coba untuk bangkit kembali
dan tak mudah bangun kepercayaan yang sempat terbenam
karena pernah dikecewakan, karena ku pernah dikecewakan
jangan sampai kau yang kecewakan
 

0 komentar:

Lirik Bukan Dia tapi Aku - JUDIKA


berulang kali kau menyakiti
berulang kali kau khianati
sakit ini coba pahami
ku punya hati bukan tuk disakiti
* ku akui sungguh beratnya
meninggalkanmu yang dulu pernah ada
namun harus aku lakukan
karena ku tahu ini yang terbaik
ku harus pergi meninggalkan kamu
yang telah hancurkan aku
sakitnya, sakitnya, oh sakitnya
repeat *
reff:
ku harus pergi meninggalkan kamu
yang telah hancurkan aku
sakitnya, sakitnya, oh sakitnya
cintaku lebih besar darinya
mestinya kau sadar itu
bukan dia, bukan dia, tapi aku
begitu burukkah ini
hingga ku harus mengalah
ku harus pergi meninggalkan kamu
yang telah hancurkan aku
sakitnya, sakitnya, oh sakitnya
(cintaku) cintaku
(lebih besar dari benciku) lebih besar dari benciku
cukup aku yang rasakan
(jangan dia) jangan dia
(jangan dia) jangan dia cukup aku
(jangan dia jangan dia) cukup aku
(jangan dia) 

0 komentar:

Bedanya PTN, PTS dan PTK

Perbedaan Antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) , Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK)
  1. Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah perguruan tinggi yang di kelola oleh pemerintahan baik di bawah Departemen Pendidikan Nasional maupun di bawah departemen lain milik pemerintah. Contoh perguruan tinggi negeri yang terdapat di Indonesia, yaitu : Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
  • Kelebihan :
  • Nama PTN sangat bergengsi, orang yang masuk PTN akan dianggap cerdas
  • PTN memilki kelengkapan akadeamik yang bagus
  • Mudah mendapatkan beasiswa
  • Biaya yang rata-rata lebih murah dibandingkan PTS
  • Fasilitas terjamin keren ada standar tersendiri dari pemerintah
  • Memilki staf pengajar yang berkualitas
  • Kekurangan :
  • Mahasiswa tidak begitu diperhatikan kerana jumlah mahasiswa yang banyak
  • Kegiatan akademik yang banyak sering kali membaut pada mahasiswa jenuh dan sulit mengelola waktu
  • Masuk PTN sangat sulit
  • Sebagian PTN tidak concern ke pengembangan mahasiswa yang pentiang nama PTN tetap bergengsi.
  1. Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) adalah perguruan tinggi yang dimilliki dan dikelola oleh perorangan atau kelompok/yayasan tertentu. Umumnya, perguruan tinggi negeri (PTN) mendapat subsidi dari pemerintah dalam pengelolaan dan pelaksaan  pendidikan. Berbeda dengan perguruan tinggi swasta (PTS), pembiayaan pengelolaan dan pelaksaan pendidikan menjadi tanggung jawab perguruan tinggi yang bersangkutan sepenuhnya. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dan pemberi ketentuan kurikurum dalam proses pembelajaran dengan undang-undang yang berlaku. Pemerintah mengawasi dengan adanya lembaga nabimbingan dan pengawasan atas penyelenggaraan perguruan tinggi swasta (PTS) yang pada mulanya bernama  Lembaga Perguruan Tinggi Swasta (LPTS) dan kemudian di ubah menjadi Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTISI). Contoh perguruan tinggi swasta yang terdapat di Indonesia, yaitu : Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Universitas Tarumanegara (UNTAR), Universitas Pasundan (UNPAS), Universitas Pelita Harapan (UPH), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Muhammadiah Malanng (UMM) dan Institut Teknologi Nasional (ITENAS)
  • Kelebihan :
  • Masuk PTS lebih mudah dibandingakan masuk PTN
  • Mahasiswa di PTS benar-benar diperhatiakn oleh dosen kerana jumlah mahasiswanya yang lebih sedikit dibandingkan PTN
  • Kegiatan akademikyang tidak begitu ketat, sehingga mahasiswa dapat mengatur waktunya dengan baik
  • Terkadang ada yang biaya lebih murah dari PTN (tidak semua PTS)
  • Ada PTS yang mempunyai kampus cabang, sehingga mempermudah dalam akses.
  • Kekurangan :
  • Beberapa biaya di PTS relatif lebih mahal (terutama yang sudah memilki nama baik dan memiiki fasilitas lengkap)
  • Fasilitas yang ada dikampus harus kita observasi terlebih dahulu, seperti: gedung, lab, perpustakaan, kelas dan lain-lain
  • Peluang beasiswa relatif kecil atau tidak sebanyak PTN
  • Kelengkapan akademik yang kurang
  1. Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK)
Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) adalah perguruan tinggi di bawah departemen  selain Departemen Pendidikan Nasional atau merupakan lembaga pendidikan tinggi negeri yang memiliki ikatan dengan lembaga pemerintahan sebagai penyelenggara pendidikan. Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) itu sendiri terdapat 2 macam, yaitu:
  • Ikatan Dinas
Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) dimana seluruh biaya kuliah ditanggung oleh pemerintah (gratis), prospek ke depan jelas (dapat diangkat jadi CPNS) dan terdapat pemberian uang saku untuk mahasiwa atau istilahnya tunjangan ikatan dinas.
  • Kedinasan
Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) yang berada dibawah naungan departemen, namun tidak ikatan dinas, artinya mahasiswanya tetap dipungut biaya kuliah,  setelah lulus kuliah bisa jadi PNS dan bisa tidak, dan tidak dapat uang saku.
Contoh perguruan tinggi kedinasan yang terdapat di Indonesia, yaitu; Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Akademi Imigrasi (AIM), Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Akademi Kimia Analisis (AKA), (Sekolah Tinggi Teknlogi Tekstil (STTT) dan Akademi Meteorogi dan Geofisika (AMG).
  • Kelebihan :
  • Biaya yang murah, bahkan ada yang tidak mengeluarkan biaya sama sekali (gratis)
  • Ada beberapa PTK yang menyediakan uang saku (ikatan tunjangan dinas)
  • Adanya kepastian kerja (dapat di angkat menjadi CPNS)
  • Fasilitas lengkap
  • Ada beberapa PTK sudah menyediakan asrama selama perkuliahan, jadi tidak perlu memikirkan tempat tinggal (terutama untuk mahasiswa luar kota)
  • Kekurangan :
  • Ada beberapa PTK dituntut dengan syarat-syarat tertentu dan hal tersebut dapat dirasakan berat untuk mahasiswa (semi militer atau militer itu sendiri, bagi yang kurang menyukai kehidupan militer)
  • Sedikit informasi tentang PTK dan rendahnya pemahaman tentang sistem pendidikan PTK
  • Jadwal ujian beberapa jadwal masuk PTK yang berbeda dengan PTN dan PTS
  • Ujian masuk yang memilki beberapa tahap dan materi yang berbeda dengan yang di pelajari di SLTA.
  • Banyaknya peserta yang mendaftar (ketatnya persaingan)
  • Ada beberapa PTK yang memilki sikap bahwa junior harus lebih menghormati seniornya, sehingga menimbulkan sikap senior dapat bersikap seenaknya dan menimbukan kekerasan
  • Jurusan yang disediakan terbatas
  • Aturan kuliah sangat ketat
  • Apabila sudah mendapatkan kerja, sudah di tentukan tempatnya atau tidak bisa memilih wilayah kerja

0 komentar:

0 komentar:

Quotes Terbaik Soekarno



1. Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita

2. Negara ini, Republik Indonesia, bukan milik kelompok manapun, atau agama apapun, atau untuk setiap kelompok etnis, atau kelompok apapun dengan adat dan tradisi, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!

3. Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, tapi berpikir tanpa belajar sangat berbahaya!

4. Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.

5. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.

6. Nasionalis yang sejati, yang nasionalismenya itu bukan timbul semata-mata suatu copy atau tiruan dari nasionalisme Barat akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan.

7.  Nasionalisme itu ialah suatu itikad. Suatu keinsyafan rakyat bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu "bangsa"!

8.  Kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

9. Barangsiapa ingin mutiara,harus berani terjun di lautan yang dalam.

10. Tuhan tidak merobah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya.

11. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali.

12. Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.

13. Laki-laki dan perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya. Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.

14. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah,perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.

15. Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.

16. Merdeka hanyalah sebuah jembatan. Walaupun jembatan emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua. Satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis!

17. Orang tidak bisa me-ngabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia.

18. Hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri.

19. Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.

20. Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”.  Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya.

21. Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.

22. Bangunlah suatu dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.

23. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.

24. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.

25. Apakah kita mau Indonesia merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan.

26. Kuat karena bersatu, bersatu karena kuat.

27. Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, Saudara-saudara. Berjiwa besarlah, berimagination. Gali ! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia.

28. Ini persoalan republik. Ini persoalan geopolitik dan geostrategi menyelamatkan kemerdekaan Indonesia. Kita harus mampu mendayung dengan selamat dari hempasan ombak di antara ke duabuah karang Blok Timur dan Blok Barat, dari pihak Sekutu pemenang Perang Dunia II.

29. Massa adalah penentu sejarah, “the makers of history!

30. Ini dadaku, mana dadamu? Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi, Kita hadapi dengan konfrontasi ekonomi. Kalau Malaysia mau konfrontasi politik, Kita hadapi dengan konfrontasi politik. Kalau Malaysia mau konfrontasi militer, Kita hadapi dengan konfrontasi militer.

31. Adakah Lenin ketika dia mendirikan negara Soviet Rusia merdeka telah mempunyai Dnepropetrovsk, dan yang maha besar di sungai Dnepr? Apa ia telah mempunyai radio station yang menyundul ke angkasa? Apa ia telah mempunyai kereta-kereta api cukup untuk meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet-Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, Tuan-tuan yang terhormat! 

32. Indonesia merdeka, political independence, politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan! 

33. Manakala sesuatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan. Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bambu runcing, Saudara-saudara, semua siap sedia mati mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap sedia, masak untuk merdeka. 

34. Jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dahulu harus merdeka di dalam hatinya, sebelum kita mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Soviet-Rusia merdeka Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet-Rusia satu per satu. 

35. Di seberang jembatan, jembatan emas inilah, baru kita leluasa menyusun masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal dan abadi.

36. Tidak peduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia merdeka. 

37. Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad 'Merdeka, merdeka atau mati'! 

38. Saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang di sini, maupun Saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara yang demikian itulah kita punya tujuan. kita hendak mendirikan suatu Negara 'semua buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi 'semua buat semua'. 

39. Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, semua buat semua! 

40. Saudara-saudara dan rombongan : Buka mata, Buka mata! Buka otak! Buka telinga! Perhatikan, perhatikan keadaan! Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin carilah pelajaran dari hal hal ini semuanya, agar supaya saudara saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air!

41. Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat

42. Internationalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme. 

43. Jikalau ingin menjadi satu bangsa yang besar, ingin menjadi bangsa yang mempunyai kehendak untuk bekerja, perlu pula mempunyai “imagination!

44. "Imagination” , “ imagination” “imagination “!!! Ciptaan besar!!! Kita yang dahulu bisa menciptakan candi-candi besar seperti Borobudur, dan Prambanan, terbuat dari batu yang sampai sekarang belum hancur ; kini kita telah menjadi satu bangsa yang kecil jiwanya, Saudara-saudara !! Satu bangsa yang sedang dicandra-cengkala kan didalam candra-cengkala jatuhnya Majapahit, sirna hilang kertaning bumi!! Kertaning bumi hilang , sudah sirna sama sekali. Menjadi satu bangsa yang kecil, satu bangsa tugu “rong depa”  

45. Kalau kita mencari demokrasi hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hdup, yakni politik economische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial!

46. Jikalau pada suatu hari Ki Bagoes Hadikoesoemo misalnya, menjadi Kepala Negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo dengan sendirinya, dengan otomatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarki itu. 

47. Kekeluargaan adalah suatu faham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe. 

48. Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! 

49. 'Bahwa manusia di dunia ini, Saudara-saudara, “basically” - pada dasar dan hakekatnya - adalah sama; tidak beda satu sama lain. Dan oleh karena itu manusia inilah yang harus diperhatikan' 

50. Imperialisme juga suatu faham, imperialisme juga suatu pengertian. ... Ia adalah suatu nafsu, suatu sistem menguasai atau mempengaruhi ekonomi bangsa lain atau negeri, – suatu sistem merajai atau mengendalikan ekonomi atau negeri bangsa lain.

51. Partai Nasional Indonesia menolak semua teori yang mengatakan bahwa asal-asal penjajahan dalam hakekatnya bukan pencarian rezeki, menolak semua teori yang mengajarkan, bahwa sebab-sebab rakyat Eropa dan Amerika mengembara di seluruh dunia dan mengadakan tanah-tanah jajahan di mana-mana itu, ialah oleh keinginan mencari kemashuran, atau oleh keinginan kepada segala yang asing, atau oleh keinginan menyebarkan kemajuan dan kesopanan. ... Tidak! Bagi Partai Nasional Indonesia penjajahan itu asal-asalnya yang dalam dan azasi, ialah nafsu mencari benda, nafsu mencari rezeki belaka. ... Nafsu akan rezekilah yang menjadi pendorong Colombus menempuh samudera Atlantik yang luas itu; nafsu akan rezekilah yang menyuruh Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama menentang hebatnya gelombang samudera Hindia; pencarian rezekilah yang menjadi “noordster” dan “kompas”nya Admiraal Drake, Magelhaens, Heemskerck, atau Cornelis de Houtman. Nafsu akan rezekilah yang menjadi nyawanya Kompeni di dalam abad ke-17 dan ke-18; nafsu akan rezekilah pula yang menjadi sendi-sendinya balapan cari jajahan dalam abad ke-19, yakni sesudah kapitalisme-modern menjelma di Eropa dan Amerika.

52. Sebelum zaman kapitalisme-modern itu, bangsa Inggris sudah menguasai sebagian dari Amerika, sebagian dari India, sebagian dari Australia dan lain-lain, yakni sudah menaruh sendi-sendi “British Empire” nantinya, – sudahlah bangsa Prancis menguasai sebagian pula dari Amerika dan sebagian juga dari India, – sudahlah bangsa Portugis mengibarkan benderanya di Amerika Selatan dan di beberapa tempat di seluruh Asia, – sudahlah bangsa Spanyol menguasai Amerika Tengah dan kepulauan Filipina, – sudahlah bangsa Belanda menduduki Afrika Selatan, beberapa bagian kepulauan Indonesia, terutama Maluku, Jawa, Sulawesi Selatan dan Sumatera. Sudahlah di zaman itu kita melihat hebatnya tenaga berusaha dari nafsu mencari rezeki tadi. Kini orang Inggris sudah bisa mengusir bangsa Prancis dan Portugis dan Belanda dari India. ... India takluk, Singapur dan Malaka diduduki, Tiongkok direbut haknya menetapkan beya dan hak-hak extrateritorial, dan dibikin “daerah pengaruh” dengan jalan keras dan jalan “halus”, Mesir “dilindungi”, Mesopotamia “dimandati”, – Hongkong, kepulauan Fiji, India Barat, kepulauan Falkland, Gibraltar, Malta, Cyprus, Afrika.   

0 komentar:

Aku dan SNMPTN



Sebagai siswa, naik turunnya peringkat dikelas itu merupakan hal yang wajar. Aku pun mengalami hal yang demikian. Nih, nilai beserta peringkat dikelas yang berhasil kuraih dari kelas X sampai kelas XII semester 1. Nilai aja masih labil, kadang naik kadang pula turun, apalagi perasaan. Haduuuuh .. *Mulai ngaco*
 

Mulai dari peringkat tertinggi di kelas, peringkat 5 besar, 10 besar, hingga dibwh 10 besar dikelas pun pernah kurasakan. Rasanya gimana sih ?? “Yaa gitu..” Bangga ?? “Pastilah, terutama ketika mendapat rangking 1 di kelas. Rasanya kayak melayang di angkasa gitu.”Mendapat peringkat 1 dikelas, tidak membuktikan bahwa dia adalah murid yang terpintar. Tapi, entah apalah, mungkin ada beberapa factor yang mendukung. Lah, factor ini dibagi menjadi dua. Pendukung positif dan pendukung negative. Sudah bisa dibayangkan sih yaa oleh pembaca semua apa aja faktor-faktor itu, jadi nggak usah diperjelas lagi deh.  Tapi, satu yang pasti. Apapun faktornya aku amat sangat mensyukuri itu. Terkadang malah aku diejekin teman sendiri ketika mendapatkan peringkat 1 dikelas. Tapi, semua itu mengarah ke-gurauan semata. Maklumlah namanya juga teman. Selama duduk di bangku sekolah, terutama di MAN 1 Semarang aku merasa tak pernah mendapatkan teman yang waras. Haha .. Dan suatu kehormatan yang besar bagiku bisa berteman dan sama-sama bersaing dalam prestasi di sekolahku yang tercinta.

Kelas XII. Dimana ini bisa dikatakan ujung tombak kehidupan, aku akan menghadapi dua perang besar. Ujian Nasional dan seleksi PTN atau PTS. Tapi disini aku berniat untuk mengikuti seleksi PTN saja. Berharap lolos dan bisa melanjutkan studiku ke Undip. Universitas impianku.
Aku baru merasakan perjuangan sekolah yang sebenarnya di kelas XII ini. Capek !! Sulit pula !! Aku harus mengulang lagi pelajaran kelas X dan XI yang lalu. Helooow .. masa lalu biarkan berlalu aja kali. Kenapa aku harus kembali mengulang mapel itu. Susaaah tauk, udh lupa semua bukk.

Okehh .. pendaftaran SNMPTN 2015. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, kusadari umurku menjadi siswa di MAN 1 Semarang ini semakin pendek. Kini tiba waktunya pembukaan pendaftaran mahasiswa/i baru yang dilaksanakan serentak secara Nasional, iyaa .. lebih mudahnya sebut saja SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Lulus dari sekolahku ini aku ingin melanjutkan studiku ke PTN, aku hanya memiliki dua pilihan disini. Jika tidak Undip harus Unnes. Sebenarnya ada satu PTN lagi yang bisa menjadi nominasi untuk kupilih, yaitu UNY alias Universitas Negeri Yogyakarta. Akan tetapi orangtuaku tidak mengizinkan aku untuk merantau keluar kota. Mungkin karena aku anak perempuan satu-satunya kali ya, sehingga aku menjadi asset mereka yang harus dilindungi oleh pengawasan orangtua. Singkat cerita aku ini anak pertama dari tiga bersaudara, aku memiliki dua orang adik. Dimana mereka semua laki-laki.
Pendaftaran SNMPTN dimulai pa tanggal 13 Februari dan batas akhir pendaftarannya pada tanggal 15 Maret 2015. Waktu sudah mepet. Pendaftaran SNMPTN akan ditutup dalam beberapa hari lagi. Namun, aku tak kunjung mendaftarkan diriku ke SNMPTN 2015. Bukan karena tidak ingin mendaftar, tapi aku menunggu waktu yang tepat untuk memantapkan diriku pada pilihan yang kelak akan menghantarkanku pada kesuksesan. Amin Ya Allah ..
Disini aku harus memilih maksimal 2 PTN dan 3 prodi. Setelah dipikir-pikir aku pun menentukan pilihanku pada :
1.      Teknologi Pangan – UNDIP
2.      Biologi – UNDIP
3.      Pendidikan Biologi – UNNES
Sebelum mendaftar, aku berinisiatif untuk berkonsultasi pada guru bimbel. Orangtuaku mengikutkanku pada suatu bimbingan belajar yang cukup terkenal di Indonesia. Sebut saja GO alias Ganesha Operation. Aku sangat bersyukur bisa menjadi siswi disini, bimbel ini benar-benar membantuku untuk belajar dan selalu memberikan pengarahan kepadaku tentang PTN. Okeeh, aku berkonsultasi pada dua orang pengajar GO. Pak Rf alias pak Rofii, juga kepada Bu Tya.
Berdasarkan hasil analisa yang mereka lakukan, aku disarankan untuk tidak memilih ke-3 prodi yang telah kupilih. Mendengar saran itu rasanya kayak dijatuhin dari atas pohon mangga dan jatuh diatas tumpukan jarum. Sakiiit banget Rasa pesimisku pun semakin bertambah. Pak Rf mengatakan, mungkin aku bisa memilih Biologi-UNDIP pada pilihan pertama, akan tetapi peluangku untuk diterima sangatlah kecil. Sedangkan Bu Tya memberikan saran kepadaku untuk memilih prodi lain selain yang kupilih itu, beliau memberiku saran :
a.      UNDIP :
a.      Ilmu Kelautan
b.      Manajemen SD Perairan
c.       Pemanfaatan SD Perikanan
d.      Budidaya Perairan
e.      Oceanografi
f.        Fisika
g.      Teknologi Hasil Perikanan
h.      Peternakan
b.      UNNES :
a.      Pendidikan IPA
b.      Ilmu Keolahragaan
c.       Pendidikan Teknik Bangunan
d.      Pendidikan Teknik Otomotif
e.      Pendidikan Teknik Elektro
Haaduuuuh … kenapa pilihannya gituuu banget ya. Kenapa nggak ada satu pun yang sesuai dengan pilihan yang telah kurancang. Aku tetap harus menentukan pilihan. Dan pilihanku kini jatuh padaaa… tengtengtengggg ..
1.      Pemanfaatan SD Perikanan - UNDIP
2.      Budidaya Perairan – UNDIP
3.      Pendidikan IPA – UNNES



 14 april 2015. Tiba saatnya kini aku mencetak kartu SNMPTN. 

 Dengan prodi yang kupilih, jujur kukatakan bahwa aku belum 100% yakin akan semua jurusan itu. Dan dengan nilai yang kuraih selama 5 semester ini, aku pun tidak memiliki keyakinan untuk lolos seleksi SNMPN. Terlebih saat pak Rf mengatakan bahwa nilaiku ini cukup mepet, peluang untukku lolos sangatlah kecil. Karena itulah, aku berniat untuk mengikuti SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Mulai dari hari itu, aku sangatlah menghargai setiap waktu yang kumiliki. Sebisa mungkin aku serius belajar, baik di sekolah, tempat les ataupun dirumah. Meskipun sulit, banyak sekali godaannya. Godaan terbesarku adalah handphone. Aduh, kalau lagi belajar rasanya pengen banget mencet-mencet layar ponselku, kebetulan hpku touchscreen jadinya yang dipencet yaa layarnya itu.

 Tanggal 9 Mei 2015, bertepatan dengan penglepasan siswa/i di MAN 1 Semarang. Hari ini aku merasa begitu cantik dengan menggunakan kebaya berwarna biru dengan sedikit warna pink didalamnya. Aku pun mengikuti ‘graduation day’ dengan sangat bahagia. Gimana enggak ? Aku melihat semuanya begitu sempurna, teman-temanku menjadi begitu cantik dengan kebaya yang mereka kenakan dan keren dengan jas hitam yang dilengkapi dengan dasi dan sepatu pantofel. Aku berharap, kesempurnaan di hari ini tak akan rusak oleh sebuah momen pada sore hari nanti. Yap, pada sore ini adalah hari pengumuman hasil SNMPTN 2015. Sebenarnya aku tidak berharap banyak, aku malah pesimis. Tak yakin jika akan menemukan namaku di pengumuman sore ini. Entah mengapa, tak semangat saja untuk melihat hasilnya. Aku merasa bahwa aku sudah tahu hasilnya tanpa aku harus melihatnya. *soktaubanget* Oleh karena itulah aku ogah-ogahan untuk sekadar membuka web SNMPTN 2015. Tapi, bapakku begitu bersemangat dihari pengumuman ini. Beliaulah yang menunjukkan kepadaku semangat itu, bapak juga yang memaksaku untuk segera membuka hasilnya. Dan aku pun melihat hasinya di web SNMPTN 2015.
Daaaaaan … jreng jrenggggg !!

Benar-benar bersyukur atas seluruh nikmat di hari ini. Benar-benar hari yang sempurna. Tak kusangka nilai yang selama 5 semester ini kucetak bisa membawaku menuju universitas yang kuimpikan. Universitas Diponegoro I’m coming !!

Tuhan tidak tidur, Tuhan telah memperhatikan usaha setiap makhluk sejak lama. Dan kutahu, bahwa inilah jawaban atas doa yang selalu kupanjatkan. Pada awalnya memang aku menginginkan melanjutkan studiku ke Undip dengan prodi Teknik Kimia atau Teknologi Pangan. Tapi mungkin, rezekiku bukan disana. Aku tetap mendapatkan Undip, tetapi dengan prodi yang berbeda. Aku bersyukur atas nikmat yang satu ini, sangat beryukur. 
Pada awalnya aku merasa sangat bahagia dan bersyukur atas nikmat yang satu ini. Tapi, itu tak bertahan lama. Beberapa hari setelah itu aku pun mulai menimbang-nimbang lagi. Sempat berpikiran untuk ikut SBMPTN di tahun ini, tapi aku tak rela jika harus melepaskan SNMPTN ku. Nah loh, bingung kan. Disatu sisi ada satu jurusan yang ingin kukejar, tapi disisi lain aku masih ragu untuk lolos. Ngerjain soal SBMPTN aja masih bener-bener kesulitan, padahal udah buka semua buku catatan. Apalagi ngerjain soal yang sebenarnya. Aku merasa sangat tidak siap untuk berperang melawan SBMPTN.



Okelah, akhirnya aku pun memutuskan untukk …
Mengambil SNMPTN ku saja. Terlalu beresiko jika aku mendaftar SBMPTN, karena aku bakal kehilangan hak SNMPTN yang telah kuterima. Bismillahirrahmanirrahim.. doakan sayaa untuk bisa menjalani masa kuliahku di UNDIP – FPIK. Amin Ya Rabbal Alamin..

Beginilah kisahku .. terimakasih telah membuang banyak waktu untuk membaca coretan ini 








           






0 komentar: